01 September 2008

Hayao Miyazaki

Hayao Miyazaki dan Perjalanan Kariernya

Hayao Miyazaki dikenal sebagai sutradara animasi terbesar sepanjang sejarah perfilman Jepang, bahkan dunia. Selama 40 tahun berkarier di bidangnya, telah begitu banyak film animasi lahir lewat tangan emasnya yang kini telah menjadi klasik dan dikenang oleh begitu banyak orang.

Lewat plot yang menghibur, karakter yang heroik dan memikat hati, hungga animasinya yang imajinatif dan menakjubkan selalu mejadi resep utama yang membuatnya diganjar banyak penghargaan baik di Jepang maupun dunia internasional. Tidak heran jika ia sering disebut sebagai "Walt Disney dari Jepang" meski ia secara pribadi membenci julukan tersebut.

Hayao Miyazaki lahir di Tokyo pada tanggal 5 Januari 1941. Setelah lulus dari Universitas Gakushuin dengan gelar di bidang ilmu politik dan ekonomi, ia memulai kariernya pada tahun 1963 sebagai animator pada Toei Douga studio dimana ia sempat terlibat dalam proses lahirnya beberapa film animasi klasik Jepang. Dari sini, ia mulai memperlihatkan bakat terpendamnya dengan kemampuan menggambar yang luar biasa dan ide-ide kreatif yang mengalir tanpa henti.

Bersama sahabatnya Isao Takahata (kelak ia melahirkan sejumlah karya klasik seperti Grave of the Fireflies, Pom Poko, dan Only Yesterday), Miyazaki kemudian pindah ke A Pro studio pada tahun 1971 sebelum akhirnya bergabung dengan Nippon Animation dua tahun kemudian.

Di tahun 1978, ia menyutradarai film animasi pertamanya yang bertajuk "Conan, the Boy in Future (Mirai Shonen Conan)". Setahun kemudian, ia pindah lagi ke Tokyo Movie Shinsha untuk menyutradarai film pertamanya yang legendaris, "Lupin III: Castle of Cagliostro (Rupan Sansei: Kariosutoro no shiro)". Bisa dibilang ini adalah titik awal yang kemudian menelurkan karya-karya klasik Miyazaki berikutnya.

Di tahun 1984, Hayao Miyazaki merilis film yang diangkat dari manga (komik) karyanya sendiri berjudul "Nausicaä and the Valley of the Wind (Kaze no tani no Naushika)". Kesuksesan Nausicaä inilah yang menasbihkan berdirinya studio animasi baru bernama Studio Ghibli yang kemudian banyak melahirkan film-film animasi klasik Jepang.

Disini pulalah Miyazaki banyak melahirkan karyanya baik sebagai sutradara, produser maupun penulis naskah bersama koleganya Isao Takahata dan Toshio Suzuki. Hasil kerjasamanya dengan Studio Ghibli telah melahirkan film-film animasi yang hampir semuanya sukses secara kualitas maupun komersil (termasuk di dalamnya My Neighbor Totoro/Tonari no totoro yang dikenang sebagai anime paling menghibur sepanjang masa).

Bahkan pada tahun 1997, "Princess Mononoke (Mononoke-hime)" meraih predikat film terbaik di ajang "Academy Award-nya Jepang" dengan perolehan box office domestik terbesar sepanjang sejarah Jepang di masanya (sekitar US$ 150 juta). Mulai dari sini, penonton di seluruh dunia—termasuk Hollywood—mulai memperhatikan Miyazaki sebagai sutradara animasi yang patut diperhitungkan.

Tahun 2002 bisa dibilang adalah puncak kesuksesannya. Setelah absen lama sekitar tujuh tahun dan sempat dianggap pensiun, Miyazaki kemudian melahirkan karyanya yang paling fenomenal berjudul "Sen to Chihiro no kamikakushi (Spirited Away)". Walt Disney Pictures yang berkomitmen untuk memperkenalkan film-film bermutu ke penjuru dunia kemudian memberi jalan bagi "Spirited Away" untuk dirilis di Hollywood.

Secara mengagumkan, tidak kurang dari 20 penghargaan berkelas dunia berhasil diraih film ini termasuk menjadi film animasi terbaik di ajang Academy Award tahun 2003. Perolehan pendapatannya pun tidak main-main, "Spirited Away" meraih US$ 259.000.000 dari peredarannya di seluruh dunia dan menjadikannya film terlaris Jepang sepanjang masa. Wow!

Hayao Miyazaki adalah contoh sutradara animasi yang mampu bertahan di tengah derasnya kemajuan teknologi yang turut berdampak pada perubahan karakteristik film animasi masa kini. Di tengah tren film-film 3D berbasis teknologi CGI yang lebih modern, banyak penonton dan pembuat film yang kini mulai meninggalkan film animasi dua dimensi/2D karena dianggap sudah ketinggalan jaman.

Lain halnya dengan Miyazaki, ia justru tetap mempertahankan konsep animasi tradisional dalam setiap karyanya. Prinsipnya yang kuat mampu membuat mutu film keluarannya tetap terjaga dan tetap diminati orang. Yang terpenting baginya bukanlah terletak pada seberapa canggih atau akurat visualisasi yang dihadirkan, tetapi seberapa misterius imajinasi yang mampu ia hadirkan di mata penonton.”Kita sedang membuat misteri di sini, maka buatlah ia misterius.”

"Howl’s Moving Castle (Hauru no ugoku shiro)" yang diangkat dari novel karya Diana Wynne Jones. Dan seperti karyanya yang terdahulu, film inipun sukses besar dan berhasil masuk nominasi Oscar. Miyazaki berkomentar bahwa ini akan menjadi film terakhir yang ia buat. Namun seperti yang dulu-dulu ketika ia berniat untuk pensiun, kita semua pastinya berharap agar ia terus berkarya dan tetap menghasilkan karya-karya emas yang tidak akan lekang dimakan jaman. Madadayo, Miyazaki-san!

Hayao Miyazaki dan Ciri Khasnya

Setiap sutradara memiliki keunikan tersendiri serta ciri yang tidak bisa lepas dalam setiap film yang ia buat. Seperti Quentin Tarantino dengan alur flashback dan multi karakternya, atau Terrence Mallick dengan gaya mellow-nya, maka seorang Hayao Miyazaki pun punya karakteristik yang sering ia tampilkan dalam setiap filmnya. Kalau anda mengaku sebagai penggemar berat karya-karyanya, pastilah anda tahu hal-hal unik di bawah ini.

Kebanyakan filmnya mengangkat tema kisah tentang alam, ekologi, dan polusi yang ditimbulkan manusia (Contoh: Nausicaä, My Neighbor Totoro, Princess Mononoke, dan Sprited Away).

Kebanyakan tokoh protagonisnya adalah anak-anak yang memegang peranan penting dalam cerita. Dan sebagian besar dari protagonis utamanya adalah perempuan.

Sering membuat film dengan cerita yang mengangkat unsur penerbangan sebagai tema dan aksi karakter utamanya.

Banyak mengambil adegan dimana karakternya sedang terbang di angkasa.

Kebanyakan melibatkan dua karakter utama (laki-laki dan perempuan) dimana salah satunya memiliki unsur magis atau masa lalu yang tidak biasa (Castle in the Sky, Nausicaä, Kiki’s Delivery Service, Porco Rosso, Princess Mononoke, Spirited Away).

Seringkali melibatkan kisah dimana karakter utama memasuki dunia antah berantah yang tersembunyi dan terlarang untuk dimasuki (pulau terapung Laputa di Castle in the Sky, hutan keramat di Princess Mononoke, dunia arwah di Spirited Away).

Seringkali menghadirkan mesin yang memiliki susunan kompleks dan rumit yang dijalankan oleh karakter yang tidak lazim (ruang pemanas bak mandi dari Kamaji di Spirited Away, Kastil bergerak dari Calcifer di Howl’s Moving Castle, Kapal udara pembajak di Castle in the Sky).

Seringkali melibatkan adegan atau cuplikan sepanjang closing title yang memberi pandangan pada penonton untuk melihat apa yang terjadi pada karekternya setelah kisah dalam film berakhir.

Seringkali melibatkan adegan yang memperlihatkan kehidupan buruh atau kelas pekerja di suatu wilayah (Spirited Away, Princess Mononoke).

Tata musik seringkali ditangani oleh Jô Hisaishi.

Kebanyakan berseting di Jepang dengan topografi kota yang dipengaruhi kebudayaan Eropa.

Hayao Miyazaki dan Identitasnya

Penggemar berat Bugs Bunny, terutama film pendek Bugs Bunny yang disutradai oleh Chuck Jones.

Hanya mengijinkan tidak lebih dari 10% penggunaan teknologi komputer/CGI dalam pembuatan filmnya.

Sahabat baik dari sutradara terkenal Pixar, John Lasseter.

Karakter dalam filmnya seringkali dibuat berdasarkan orang yang ia kenal di kehidupan nyata. Sebagai contoh, karakter Chihiro dalam Spirited Away diilhami dari seorang anak dari sahabatnya.

Seorang Anglophile (cinta pada hal-hal berbau Inggris).

Lulusan Gakushuin University dengan gelar kesarjanaan di bidang ilmu politik dan ekonomi.

Ayah dari Goro Miyazaki.

Hayao Miyazaki Quotes : "Do everything by hand, even when using the computer."

Sumber: dartz.multiply

No comments: